01.30
0

Dibalik keberhasilan produk dan teknologi Smartphone BlackBerry terdapat sebuah perusahaan yang bermarkas di Waterloo Canada, RIM (Research In Motion). Produk dari RIM itu kini ibarat wabah yang menjalar kemana-mana. Siapakah orang di balik sukses BlackBerry ini? Dialah Mike Lazaridis, pengusaha pecinta riset yang hobi membaca.



Sejarah
Lazaridis bukan asli Kanada. Dia lahir 14 Maret 1961 di Istanbul, Turki. Kedua orangtuanya yang berasal dari Yunani membawa Lazaridis ke Kanada saat usianya lima tahun. Tahun 1966 Lazaridis tinggal di Windsor, Ontario. Bakatnya mulai tampak sejak dia bersekolah di Windsor. Kutu buku ini menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan.
Di SMA, minat terhadap elektronik dirinya terfasilitasi karena bertemu dengan guru-guru hebat. Dalam setiap wawancara dia selalu merujuk pada guru-guru SMA yang menjadi motivator paling baik baginya. Akhirnya ia dapat merealisasikan mimpi guru SMA-nya bahwa suatu hari nanti fungsi elektronik, komputer, dan wireless akan menjadi satu.
Tahun 1979 dia memutuskan kuliah di University of Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, dia mendapat kontrak 500.000 dollar dari General Motors untuk membangun display kontrol jaringan komputer.
Dari dana kontrak dengan GM itu, ditambah pinjaman 15.000 dollar dari orangtuanya, Lazaridis yang masih mahasiswa mendirikan RIM. Dia keluar dari universitas dua bulan sebelum lulus. RIM bergerak di bidang teknologi barcode untuk film. Lambat laun, RIM merambah ke wireless dan tahun 1999 memperkenalkan BlackBerry. Walaupun drop out dari universitas, berkat dedikasinya, pada Oktober 2001 dia meraih penghargaan Doctor of Engineering dari University of Waterloo.
Pentingnya riset
Dengan kondisi global yang lesu, tahun 2009 RIM telah mengirim 26 juta BlackBerry ke sejumlah negara. Januari 2009, BlackBerry sudah membuat perangkat BlackBerry ke-50 juta. ”Pendapatan RIM tahun 2009 naik 84% dari 6 miliar dollar AS menjadi 11 miliar dollar AS,” ujarnya.
Tahun 2009, BlackBerry mendapat penghargaan GSMA Chairman’s Award untuk kategori pionir bidang wireless. Di tengah stagnannya penemuan baru, bisa dibilang Lazaridis mendominasi sebagai inventor pada dekade ini.
Lazaridis menyadari, kesuksesan RIM merupakan dampak dari ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dia yakin ilmu pengetahuan yang didorong universitas bisa diharapkan membawa perubahan.
Dukungannya terhadap dunia penelitian tak tanggung-tanggung. Pada Oktober 2000 dia mendirikan Perimeter Institute for Theoretical Physics dengan dana 100 juta dollar AS yang diambil dari kantong pribadinya.
April 2004, bersama istrinya dia mendonasikan 33,3 juta dollar AS untuk Institute for Quantum Computing di University of Waterloo. Mei 2005, dia memberi tambahan lagi 17,2 juta dollar AS untuk membangun gedung Institute for Quantum Computing dan Waterloo Institute for Nanotechnology.
Perkembangan BlackBerry
Nama BlackBerry sendiri awalnya adalah “PocketLink” yang berubah menjadi “Strawberry” sampai akhirnya bertransformasi menjadi merek BlackBerry sampai sekarang.
Tahun 1992 untuk memperkuat bisnis RIM, Mike Lazaridis merekrut Jim Balsillie sebagai co-CEO RIM untuk membantu mengoperasikan strategi bisnis sedangkan Mike bisa focus ke masalah pengembangan teknologi RIM.
Salah satu resep kesuksesan Mike dalam membesarkan RIM dan BlackBerry adalah semangat inovasi dan jeli menangkap peluang. Sesuatu yang sering dilihat pada jiwa-jiwa entrepreneur. Hal ini menjadikan BlackBerry RIM dibawah komando Mike Lazaridis dan startegi bisnis handal Jim Balsillie menjadi sebuah icon teknologi mobile abad ini.
BlackBerry unik karena punya sistem sendiri dalam mengelola e-mail, terutama teknologi server yang tak dimiliki perusahaan lain. Di saat produsen telepon genggam lainnya puas dengan memanfaatkan sistem yang sudah ada, Lazaridis berpikir lain.
Dia yakin, ke depannya kebutuhan akan transmisi data makin tinggi dan wireless akan menjadi solusi. ”Kami menggabungkan fungsi perangkat bergerak dengan fungsi komputer,” katanya.
Mike Lazaridis dikenal sebagai sosok yang bersahaja, biarpun sudah sukses, Lazaridis tetap rendah hati dan tidak cepat puas. Ia tetap banyak belajar dan selalu melakukan riset. Maka tidak heran, ia tidak “hanya” menjadi seorang ahli teknologi. Dia juga menguasai manajemen, pemasaran, dan strategi invasi produk ke penjuru dunia! Luar biasa!
posted by :